Sebuah Refleksi

Betapa inginnya kami, agar ummat ini mengetahui bahwa
mereka lebih kami cintai dari diri kami sendiri. Kami
berbangga ketika jiwa-jiwa kami gugur sebagai penebus bagi
kehormatan dan kemuliaan mereka, jika memang
tebusan itu yang diperlukan.
Atau menjadi harga bagi tegaknya kejayaan, kemuliaan
dan terwujudnya cita-cita mereka, izzul islam wal muslimin,
tiada sesusatu yang membuat kami bersikap seperti ini selain rasa cinta
yang telah mengharu biru dihati kami, menguasai perasaan kami,
memeres habis air mata kami, dan mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk.
Betapa berat rasa dihati ini, ketika kami menyaksikan bencana yang mencabik-cabik
ummat ini, sementara kita hanya sanggup menyerah pada
kehinaan dan pasrah oleh keputus asaan.
Sungguh, kami berbuat di jalan Allah untuk kemaslahatan
seluruh manusia. Lebih banyak dari yang kami lakukan untuk kepentingan
diri kami.
Kami adalah milik kalian wahai – wahai saudara saudari tercinta.
Sesaat pun ....
tak  pernah terbetik di hati kami untuk menjadi musuh kalian.

Saudaraku, senang sekali rasanya, telah sampaikan ini padamu. Dengan ini, kuharap, galau kami akan berkurang. Kami saudaramu seaqidah, maka marilah kita bersama-sama.

Comments

Popular posts from this blog

Tidak Sekedar “Pulang Kampung” (Buletin Asy-Syabab Edisi 11)

Pemenang Quiz Buletin Asy-Syabab pada Edisi 11