Angin yang Mengawinkan



Dalam sebuah ayat Al-Qur’an disebutkan sifat angin yang menyuburkan dan pembentukan hujan sebagai hasilnya.


Dalam ayat ini ditekankan bahwa fase pertama dalam pembentukan hujan adalah angin. Hingga awal abad ke-20, satu-satunya hubungan antara angin dan hujan yang diketahui hanyalah bahwa angin yang menggerakkan awan. Namun, penemuan ilmu meteorology modern telah menunjukkan peran “mengawinkan” dari angin dalam pembentukkan hujan.


Fungsi mengawinkan dari angin ini terjadi dengan cara berikut:

Diatas permukaan laut dan samudera, gelembung udara yang tak terhitung jumlahnya terbentuk akibat pembentukan buih. Pada saat gelembung-gelembung ini pecah, ribuan partikel kecil dengan diameter seperseratus millimeter, terlempar ke udara. Partikel-partikel ini, yang dikenal sebagai aerosol, bercampur dengan debu daratan yang terbawa oleh angin dan selanjutnya terbawa ke lapisan atas atmosfer. Partikel-partikel ini dibawa naik lebih tinggi oleh angin dan bertemu dengan uap air disana. Uap air mengembun disekitar partikel-partikel ini dan berubah menjadi butiran-butiran air. Butiran-butiran air ini mula-mula berkumpul membentuk awan, kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan.


Sebagaimana kita lihat, angin “mengawinkan” uapair yang melayang di udara dengan partikel-partikel yang dibawanya dari laut dan akhirnya membantu pembentukan awan hujan.

Apabila angin tidak memiliki sifat ini, butiran-butiran air di atmosfer bagian atas tidak akan pernah terbentuk dan hujan pun tidak akan pernah terjadi.


Hal terpenting disini adalah bahwa peran utama dari angin dalam pembentukan hujan telah dinyatakan berabad-abad yang lalu dalam sebuah ayat Al-Qur’an, pada saat orang hanya mengetahui sedikit saja fenomena alam.

-Harun Yahya-

Comments

Popular posts from this blog

Tidak Sekedar “Pulang Kampung” (Buletin Asy-Syabab Edisi 11)

Pemenang Quiz Buletin Asy-Syabab pada Edisi 11