GERAKAN NYATA UNTUK PERUBAHAN

(Sebuah Langkah Menuju UNM Tanpa Tawuran)
Oleh: Andi Muh. Akhyar, S.Pd.*
Media-media nasional kembali menyorot Makassar. Kali ini datang dari UNM: tawuran. Untuk kesekian kalianya kampus pencetak guru tersebut terlibat perang saudara, tawuran antar fakultas; fakultas Seni dan Fakultas Teknik, Senin, 18 November 2013. (Tribun Timur.com)

Ada U dibalik B
Sebagai mahasiswa, kaum inteletitual, kalangan akademisi, kita tidak boleh hanya menyimak dan menyaksikan saat tawuran terjadi,. Mari kita analisis, sebanarnya apa yang terjadi di UNM? Apakah penyebab terjadinya tawuran tersebut? Apakah sekedar Karena adanya masalah-masalah sepele yang selama ini sering diberitakan (wanita, ketersinggungan,dll) atau kah ada hal lain? Bagi mahasiswa yang telah lama (senior), yang setiap tahun menyaksikan tawuran seharusnya mampu menganalisis lebih mendalam bahwa aksi tawuran di kampus ini tidak mungkin hanya sekedar masalah sepele, tanpa sengaja terjadi, namun kemungkinan ada yang lebih dari itu.
Cukuplah mejadi pertanyaan mendasar bagi kita, mengapa aksi itawuran ini selalau terjadi tiap tahun? Dan  yang lebih menarik, mengapa tawuran itu rutin terjadi bila momen PMB tiba? Kita dapat meganalisis bahwa rutinitas yang terjadi tersebut tidak mungkin hanya disebabkan oleh kejadian sepele yang atau aksi yang tiba-tiba saja terjadi melainkan merupakan sebuah kegiatan yang telah disusun secara rapi oleh seorang X. Maksud kami, adanya rutinitas tersebut dengan modus yang hampir sama mengindikasikan adanya aktor intelektual di balik semua ini. ada U di balik B, ada Udang di balik batu. Kita tunggu saja, apa lagi rencana-rencana mereka berikutya? Wallahu ta`ala a`lam, ini sekedar analisis pribadi penulis.

Bergeraklah dan Jangan Diam
Tawuran hanyalah ulah seglintir orang namun efeknya menasional. Sebagaimana yang kita saksikan sendiri bahwa jumlah mahasiswa yang melakukan tawuran hanya segelintir orang saja, kalau kita hitung-hitung jumlah mereka palingan 50 orang saja, dibandingkan sekitaran 15.000 mahasiwa yang berkuliah di parangtambung, yang tawuran kurang lebih 50 orang. Perhatikan, 50 : 15.000, sungguh tidak berimbang. Artinya jumlah mahasiswa yang baik (tidak tawuran) dibanding kan mahasiswa yang tidak baik (tawuran), jumlah nya jauh lebih banyak. Namun pertanyaannya, menagapa jumlah mahsiswa baik yang begitu banyak di kampus parang tambung namun tiap tahun aksi tawuran antar fakultas selalu saja terjadi? Selain adanya U dibalik B tadi, faktor pendorong terkuat sehingga aib itu terus berulang karena  para orang baik yang mendiami parangtambung hanya sibuk dengan aktivitas pribadinya dan acuh untuk memikirkan orang lain.
Kasus ini mengajarakan kita untuk tidak hanya menjadi orang yang fokus mengurus diri sendiri saja, namun juga harus peka terhadap sesama untuk saling menasehati kepada kebaikan dan saling mengajak saudara kita yang lain untuk turut melaksanakan kebaikan sebagaimana yang kita kerjakan. Kita tidak boleh menjadi kaum apatis yang hanya sibuk dengan laporan pekanan, tugas-tugas dosen dan mengacuhkan keadaan di sekitar kita, hanya sibuk dengan agenda kebaikan  dalam  organisasi kita dan tidak ingin memikirkan bagaimana agar organisasi lain juga tergerak untuk melaksankan agenda kebaikan yang sama. Diri ini tidak pantas asyik-asyik ke mesjid namun acuh untuk mengajak saudara yang lain untuk turut ke mesjid. Sangat tidak pantas diri kita yang telah rutin mengikuti kajia keislaman, hanya sibuk disitu dan lupa untuk mengajak saudara yang lain menuju kebaiakan yang sama. Diri kita yang telah menjadi baik (baca: tidak tawuran) tidak lah cukup jika hanya dinikmati sendiri namun harus pula dibagi-bagikan kepada saudara kita yag lain. Terlebih kita merupakan seorang muslim. Agama ini adalah nasehat dan bukan untuk dinikmati sendiri.
Jika kesibukan  pada perkara kebaikan saja (kerja tugas, kerja laporan, rutin ke mesjid, rutin kajian) tidak pantas menjadikan kita lupa untuk mengajak sauadra kita yang lain untuk melaksanakan agenda kebaikan yang sama, maka tentu kesibukan pada perkara kesia-siaan, perkara yang sedikit pun tidak memebrikan manfaat di dunia dan di akhirat (waktu dihabiskan main domino, kartu, game. dll), lebih tidak pantas menyibukkan kita sehingga kita hanya fokus pada perkara yang sia-sia tersebut lalu acuh untuk melakukan perkara yang bermanfaat. Acuh untuk  mengajak pula saudara-kita yag sering tawuran pada kebermanfaatan yang sama. Ingatlah bahwa meskipun kita tidak tawuran, namun dampak negatif dari tawuran itu pun akan menimpa kita. Sebagaimana rasulullah sallallahu alihi wasallam menasehatkan:
Dari Nu'man bin Basyir ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan orang yang melaksanakan perintah Allah dengan orang yang melanggarnya adalah seperti satu kaum yang berbagi tempat di sebuah kapal. Sebagian orang mendapat tempat di bagian atas, sedangkan sebagian yang lain mendapat tempat di lambung kapal. Orang-orang yang berada di lambung kapal, jika ingin mengambil air, mereka harus melewati orang-orang yang berada di atas. Mereka berkata, 'Sebaiknya kita lubangi saja lambung kapal ini (untuk mengambil air) agar tidak mengganggu orang-orang yang berada di atas.' Jika keinginan mereka itu tidak dicegah, mereka semua akan binasa. Sebaliknya jika dicegah mereka semua akan selamat.” (HR. Bukhari, Turmudzi & Ahmad)
Bila kita hanya menjadi orang apatis, egois, hanya sibuk dengan diri sendiri; kebaikan pribadi/kesia-siaan pribadi, maka yakinlah, dampak atas tawuran yang terjadi juga akan dirasakan oleh seluruh mahasiswa UNM baik yang terlibat tawuran atapun tidak. jangan sampai kapal UNM telah tenggelam (baca: UNM ditutup oleh mentri pendidikan) dan kita baru menyesal. Untuk sebuah perubahan, mesti ada gerakan. Bergeraklah dan jangan diam!

Gerakan Nyata untuk Perubahan
Membaca berita tawuran di UNM, mengingatkan saya dengan kasus yang sama yang pernah terjadi di dunia arab sebelum datangnya islam. Apa yang terjadi di UNM bukanlah hal baru keran sudah pernah terjadi pada berabad-abad yang lalu: perang saudara di kalangan bangsa arab.
Perang saudara yang sering terjadi antara bangsa Arab yang satu dengan bangsa Arab yang lain, menjadikan bangsa Arab sebagai bangsa yang tidak dipandang oleh bangsa-bangsa lain. Dua suku terbesar saat itu dan sering melakukan peperangan adalah suku Aus dan Khasraj. Kesibukan  mereka berperang tentu berdampak pada kekuatan politiknya yang melemah  karena energy mereka terkuras hanya untuk berganti dari satu peperangan yang lain menuju peperangan berikutya. Demi sebuah prestasi,  kebanggaan, memperebutkan kekuaasaan.,
Dua buah imperium besar saat itu ialah Imperium Romawi danPersia. Namun keduanya sama sekali tidak memandang keberadaan bangsa Arab. Jangankan dipandang, utuk sekedar melihat mereka saja dengan sebelah mata, dua imperium tersebut tak sudi. Keberadaan bangsa arab sebagai salah satu bangsa di muka bumi ini, tak dianggap keberadaanya oleh mereka.
Dalam bidang sosial-kebudayaan pun sangat memprihatinkan. Ini terkait dengan budaya perang tadi.. hukum yang berlaku saat itu adalah hukum  rimba, siapa yang kuat, dial ah yang jadi penguasa. Tak heran bila bangsa Arab sangat bergembira bila istrinya melahirkan seorang anak laki-laki karena laki-laki merupakan simbol kekuatan, aset bapaknya sebagi pelanjut perjuangan  merebut kekuasaan. Sebaliknya, kelahirran seorang anak wanita merupakn simbol  kehianaan bagi bangsa Arab. Wanita itu lemah, tak dapat berperang, berkelahi dan hanya menjadi mahluk yang harus selalu dilindungi. Tak ada rasa malu yang lebih besar bagi seorang ayah  saat itu, kecuali rasa malu saat memiliki seorang anak perempuan.
Maka tidak mengherankan bila sejarah  mencatat bahwa sebelum islam datang, bangsa Arab memiliki buaya yang lebih kejam dibandingkan binatang; membunuh anak perempuannya. Kalaupun diantara mereka para bayi-bayi wanita yang tidak berdosa itu ada yang selamat, maka kehadiran mereka tidak lebih dari sekedar sampah, tidak lebih dari sekedar toilet, didatangi saat dibutuhkan dan ditinggalkan setelah digunakan.naudzubilah…..
Abad  ke-7 Masehi,diutuslah Muhammad sallallahu alaihi wasallam sebagai seorang nabi dan Rasul,  pembawa risalah Islam. Sebuah ajaran yang sangat asing bagi orang Quraish, bangsa arab asli. Ajaran islam yang dibawa oleh Muhammad berbeda 180 derajat dengan kebiasaan yang telah hadir dan berkembang dikalangan mereka..
Pelan tapi pasti, Muhammad  mampu menyebarkan ajarannya di tengah-tengah masyarakat. Pribadi Muhammad yang memang seelum diutus sebagai Rasul telah dicintai oleh masyarakat ditambah dengan ajaran yang dibawanya merupakan ajaran yang sangat adil,merakyat,tanpa perbedaan status sosial, maka Islam sebagai sebuah agama dan sebagai peraturan hidup semakin tersiar dan  tersebar sepenjuru Arab. Hanya dalam waktu 23 tahun, maka seluruh jasirah arab telah disinari dengan cahaya Islam. Kehadiran Islam di tengah-tengah masyarakat membawa perubahan yang signifikan dalam rona kehidupan masyarakat Arab. Bangsa Arab yang sebelum datangnya islam merupakan bangsa terbelakang, lambat laun berubah menjadi bangsa maju dan hadir sebagai sebuah imperium besar pada rentang abad ke-7 sampai abad ke-16 masehi.
Kehadiran Rasulullah sallahu alaihi wasallam ternyata mampu merubah wajah pemeritahan bangsa arab. rasulullah mampu menyatukan hati-hati bangsa arab menjadi satu sehingga mereka dapat meninggalkan budaya peprangan yang sejak dulu menjadi ciri khas mereka. Suku Aus dan Khasraj atau  kaum Muhajirin dan Anshor dapat disatukan hatinya dalam satu naunga; Islam.
Dunia pemerintahan bangsa Arab yang awalnya sama sekali tidak dipandang oleh kerajaa-kerajaan yang lain, setelah datangnya Islam, berubah menjadi   sebuah kerajaan besar di dunia. Dua Imperium penguasa dunia saat itu, Pesia dan Romawi, dapat ditaklukkan di bawah pemerintahan Kamum muslimin. jikalau dibawa pada kondisi kekinian, bagaikan menaklukan Amerika Serikat dan Cina sebagai negara penguasa dunia saat ini.
Lebih dari itu, pemerintahan Islam tersebut dapat menguasai dua per tiga dunia di masa pemerintahan bani Abbasiyah. Sang jawara piala dunia, Spayol, juga menjadi negara yang tunduk dibawah pemerintahan Islam. Hadirlah di negeri matador tersebut kota i lmu pengetahuan yang bernama Toledo , perpustakaaan terbesar di dunia bernama perpustakaan Cordova hadir di Andalusia, nama lain dari spanyol saat itu. Mahakarya besar tersebut semuanya tercipta karena kuatnya pemerintahan Islam saat itu.
Cahaya islam yang telah menerangi kehidupan bangsa Arab mengubah mereka menjadi bangsa yang bermartabat. Perilaku bodoh dengan membunuh anak-anak wanitanya telah dibuang jauh-jauh dari kehidupan mereka. Bahkan seiring kedatangan, derajat wanita diangkat dan dimuliakan. Sangat dihormati. Bahkan sampai-sampai Rasulullah bersabda bahwa ridho Allah berada pada ridho orang tua. Atau dalam bahasa kita, Surga berada di telapak kaki Ibu. Betapa derajat wanita itu diangkat oleh Islam, sampai-sampai dalam Al Quran, kitab suci kaum  muslimin, kitab yang berisi perkataan Allah, terdapat satu surah yang bernama surah wanita, An Nisa.
Sungguh luar biasa, kehadiran seorang Muhammad sallallahu alaihi wasallam sebagai seorang nabi di tengah bangsa arab memau memberikan perubahan 1800,  Sehubungan kasus perang di parang tambung, UNM, kita dapat mengambil pelajaran dari sejarah Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Ternyata seorang yang bernama Muhammad ibnu Abdullah dapat mengubah budaya perang (baca: budaya tawuran) bangsa arab menjadi sebuah hubungan persaudaraan.
Mari kita analisis, dengan apa kah Rasulullah sallallahu alaihi wasallam mengubah tabiat perang orang arab sehingga mereka berubah 100 % menjadi seorang yang santun, penyanyang dan penuh persaudaraan? Apakah  Rasulullah sallallahu alaihi wasallam mengubahnya dengan menyewa orang-orag kuat agar dapat melumpuhkan mereka? Atau kah Rasulullah menyewa polisi untuk dapat menagkap mereka satu persatu? Jawabnya tidak mungkin. Karena tak satu pun buku sejarah yang mengungkap hal tersebut. Lagi pul saat itu bulum ada polisi.
Atau kah Rasulullah sallallahu alaihi wasallam mengubah mereka dengan ilmu fisika? Ilmu matematika? Ilmu  kimia? Ilmu bahasa Indonesia? Ilmu komputer? Yang ini juga tidak mungkin karena Rasulullah sallallahu alaihi wasallam ada lah orang yang ummi (buta huruf). Jangan kan mau mengerjakan rumus matematika, fisika, kimia, atau mengoprasikan komputrer, membaca saja beliau tidak sanggup.
Lalu dengan apa? Apa senjata Rasulullah sallallahu alaihi wasallam saat  itu? apa modal Rasulullah saat itu? Jawabnya adalah AL QURAN dan HADITS. Allah subehanawata`ala  hanya memberikan modal berupa Al Quran dan Hadits kepada Rasulullah sallallahu alaihi wasallam . Diawali dengan surah Al  A`la ayat 1-5 dan terus turun berangsur –angsur sesuai dengan kebutuhan; peristiwa yang dialamai oleh Rasulullah sallallahu alaihi wasallam saat itu.
Ayat-ayat Al quran merupakan petunjuk bagi rasulullah dalam menjalani kesehariannya. Menjadi petunjuk atas setiap masalahnya, menjadi solusi apabia harus berhadapan dengan orang-orang kafir, menjadi penenang apabila sedang risau,. Al Quran dan Hadits lah yang diajarkan kepada orang arab dan beliau praktekkan dalam kehidupannya sehingga satu-persatu orang arab memluk islam dan sedikit demi sedikit meninggalkan kejahiliaannya termasuk budaya perang (tawuran).pemahaman pada Al Quran dan Hadits lah yang menjadikan hati mereka menyatu.  Semakin dalam pemahamaan dan pengamalannya terhadap Al Quran dan hadits  maka semakin menyatu pula lah hati-hati mereka.
Sebagai muslim, kita tidak perlu jauh-jauh mencari solusi permasalahan tawuran Fakultas teknik dan Fakultas Seni karena solusi nya telah ada di hadapan  kita. yakinlah, dengan izin Allah, Sebagaimana Rasulullah sallallahu alaihi wasallam mempersaudarakan suku Aus-Khasraj maupun  mempersaudarakan Muhajirin- Anshor, maka Taknik dan Seni pun pasti dapat dipersaudarakan, hidup rukun, akur, penuh harmoni dan cinta, bila mahasiswa seni dan teknik dibina secara intensive dengan mengajarkan AL Quran dan Hadits dalam kehidupan mereka. Cara ini telah dipraktekkan langsung oleh Rasulullah sallallahu alaihi wassalam, terbukti!

*Alumni Universitas Negeri Makassar (UNM), Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), Ketua Umum LDF SCMM BEM FMIPA UNM Periode 2011-2012

Comments

Popular posts from this blog

Tidak Sekedar “Pulang Kampung” (Buletin Asy-Syabab Edisi 11)

Pemenang Quiz Buletin Asy-Syabab pada Edisi 11