KEUTAMAAN PUASA SUNNAH

Ibadah sunnah atau tathawwu’, dan disebut juga nafilah, adalah ibadah yang sifatnya tambahan dari ibadah wajib. Seorang muslim dengan kesadarannya sendiri rela untuk melakukannya, meski sebenarnya hal itu tidak diwajibkan atasnya.
Setiap kewajiban memiliki nafilah (sunnah) yang dapat mempertahankan keberadaan kewajiban tersebut serta menyempurnakan kekurangannya. Shalat lima waktu misalnya, memiliki shalat-shalat sunnah baik sebelum atau sesudahnya. Demikian juga dengan zakat, yang memiliki sedekah yang sifatnya sunnah. Haji dan umrah merupakan hal yang wajib dikerjakan sekali seumur hidup, sedangkan selebihnya adalah sunnah.
Puasa pun demikian, puasa wajib dikerjakan pada bulan Ramadhan sedangkan puasa yang sunnah ada banyak jenisnya.

KEUTAMAAN PUASA SUNNAH
Puasa sunnah memiliki keutamaan yang banyak dan agung, di antaranya sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits shahih berikut ini:
1.  Puasa sunnah menyempurnakan puasa wajib pada hari kiamat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika dia mendirikannya secara sempurna, maka ditulis secara sempurna. Jika tidak, Allah l berfirman, “Periksalah, apakah kalian mendapatkan amalan sunnah pada hamba-Ku sehingga bisa menyempurnakan shalat wajibnya? Lalu zakatnya juga akan dihitung seperti ini, lalu semua amalnya juga akan dihisab dengan cara seperti ini." (HR. Abu Dawud dan Ahmad).
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab dari amal perbuatan manusia pada hari kiamat adalah shalatnya. Allah l berfirman kepada malaikat—dan Dia lebih mengetahui (amalan seseorang), "Periksalah shalat hamba-Ku, sempurnakah atau justru kurang? Sekiranya sempurna, maka catatlah baginya dengan sempurna. Dan jika terdapat kekurangan, Allah berfirman, "Periksalah lagi, apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah? Jikalau terdapat shalat sunnahnya, maka Allah berfirman, "Cukupkanlah kekurangan yang ada pada shalat wajib hamba-Ku itu dengan shalat sunnahnya." Selanjutnya semua amal manusia dihisab dengan cara demikian." (HR. Abu dawud).
2.  Perisai yang menjaga dari api neraka
Dari hadits Ka’ab bin ‘Ujrah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya, “Wahai Ka’ab bin ‘Ujrah shalat adalah tanda keimanan, dan puasa adalah perisai yang kokoh.” (HR. Tirmidzi)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Allah l berfirman, puasa adalah perisai yang hamba menjadikannya sebagai tameng dari api neraka, dan puasa itu untuk-Ku dan Aku yang memberinya pahala.” (HR. Ahmad)
3.  Benteng dan pelindung dari api neraka
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Puasa adalah perisai, benteng dan pelindung dari api neraka.” (HR. Ahmad).
4.  Membentengi diri dari syahwat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu untuk menikah maka menikahlah, karena hal itu lebih menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan. Dan barangsiapa yang belum mampu maka berpuasalah karena itu adalah tameng baginya.” (Muttafaqun ‘alaihi).
5.  Berpuasa sehari di jalan Allah, Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh 70 tahun
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa satu hari di jalan Allah maka Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh 70 musim.” (Muttafaqun ‘alaihi).
6.  Wasiat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam; puasa tidak ada yang menyerupainya
Dari Abu Umamah E berkata “Aku berkata, wahai Rasulullah, perintahkanlah aku suatu hal yang Allah akan memberikan manfaatnya bagiku dengan hal itu”, dan lafadz yang lain, “Amalan apa yang afdhal?” Beliau bersabda, “Hendaknya kamu berpuasa karena tidak ada yang serupa dengannya”, dan dalam lafadz lain, “Hendaknya kamu berpuasa, karena ia tidak ada bandingannya.” (HR. Nasai dan Ibnu Hibban).
7.  Masuk surga dari pintu Arrayyan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang menginfakkan dua jenis dari hartanya di jalan Allah maka akan dipanggil dari pintu-pintu surga, (lalu dikatakan kepadanya), “Wahai hamba Allah ini adalah kebaikan (dari apa yang kamu amalkan). Barangsiapa yang termasuk ahli shalat, maka akan dipanggil dari pintu shalat. Dan barangsiapa yang termasuk ahli jihad, akan dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa yang termasuk ahli puasa, maka akan dipanggil dari pintu Ar-Rayyan. Barangsiapa yang termasuk ahli sedekah, dipanggil dari pintu sedekah.” Lantas Abu Bakar E berkata, “Demi ayah dan ibuku (sebagai tebusan) untukmu wahai Rasulullah, jika seseorang dipanggil di antara pintu-pintu yang ada itu sebuah kepastian, maka apakah mungkin seseorang dipanggil dari semua pintu? Rasulullah bersabda, “Iya, dan aku berharap engkau termasuk dari mereka.” (Muttafaq ‘alaih).
8.  Di antara perkara pertama yang akan memasukkan seseorang ke dalam surga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang berpuasa pada hari ini?” Berkata Abu Bakar, “Saya!” Rasulullah bertanya, “Siapa di antara kalian yang mengantarkan jenazah pada hari ini?” Abu Bakar berkata, “Saya!” Rasulullah bertanya, “Dan siapakah yang telah memberi makan orang miskin hari ini?” Abu bakar berkata, “Saya!” Rasulullah bertanya, “Dan siapa yang telah menjenguk orang sakit hari ini?” Abu Bakar berkata, “Saya!” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah semua itu ada dalam diri seseorang kecuali ia pasti akan masuk surga.” (HR. Muslim). Dan dalam lafadz Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad, “Tidaklah terkumpul perkara-perkara tersebut pada seseorang pada hari ini kecuali ia akan masuk surga”
9.  Penghapus dosa
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Fitnah seseorang itu ada pada keluarganya, hartanya, anaknya, dan tetangganya. Dan yang dapat menghapusnya adalah shalat, puasa, sedekah, amar ma’ruf, dan nahi munkar.” (Muttafaq ‘Alihi).
10.  Menghilangkan kedengkian, iri hati, dan waswas (kegelisahan) di dada
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Puasa sebulan (Ramadhan) adalah kesabaran dan tiga hari setiap bulan menghilangkan kedengkian hati.” (HR. Al-Bazzar dan Ahmad).
11.   Allah menyiapkan kamar-kamar yang tinggi di surga bagi orang yang rutin puasa sunnah
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya di surga terdapat kamar yang bagian luarnya terlihat dari bagian dalamnya, dan dalamnya terlihat dari luarnya. Allah menyediakannya untuk orang yang memberi makan, yang melembutkan perkataan dan rutin berpuasa, menyebarkan salam, dan shalat malam ketika manusia sedang tertidur.” (HR. Ahmad).
12.  Di antara harta yang paling agung
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Harta yang agung adalah puasa pada musim dingin.” (HR. Tirmidzi)
13.  Memberi syafaat pada hari kiamat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Puasa dan al-Qur`an memberi syafaat bagi hamba di hari kiamat. Puasa berkata, “Wahai Rabb, saya menghalanginya untuk makan dan memperturutkan syahwatnya, maka berilah syafaatku padanya.” Dan al-Qur`an berkata, “Saya menghalanginya tidur di malam hari maka berilah syafaatku padanya.” (HR. Ahmad).
14.   Barangsiapa yang  diwafatkan dalam keadaan berpuasa maka masuk surga
Dari Hudzaifah E berkata, “Aku menyandarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ke dadaku, lalu beliau bersabda, “Barangsiapa yang mengucapkan laa ilaaha illallaah dengan mengharapkan Wajah Allah dan wafat dalam keadaan yang demikian maka ia masuk surga. Dan barangsiapa yang berpuasa sehari dengan mengharap Wajah Allah lalu wafat dalam keadaan yang demikian maka ia masuk surga. Dan barangsiapa yang bersedekah dengan mengharap Wajah Allah dan wafat dalam keadaan yang demikian maka ia masuk surga.” (HR. Ahmad).
15.   Dua kebahagiaan bagi orang yang berpuasa
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “… Dan bagi orang yang berpuasa dua kegembiraan yang ia bergembira dengan keduanya; bila berbuka puasa dia bergembira, dan bila bertemu dengan Rabb-nya dia bergembira disebabkan puasanya tersebut.” (Muttafaq ‘alaihi).
16.   Doa orang yang berpuasa tidak tertolak sampai berbuka, dan ketika berbuka
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tiga orang yang doa mereka tidak tertolak, pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai berbuka, dan doa orang yang terzalimi. Doanya diangkat di atas awan dan pintu langit dibukakan baginya. Dan berkata Rabb, demi Kemuliaan-Ku Aku akan menolongmu meski setelah berselang beberapa lama.” (HR. Ibnu Majah). Dalam nuskhah Tirmidzi dengan lafadz, “… sampai berbuka puasa” (Sunan at-Tirmidzi).
Semoga Allah l mencatat kita sebagai hamba-hamba-Nya yang gemar berpuasa sunnah. Amin.
-----
Diterjemahkan oleh
Arif Ahmadi Yusuf
dari kitab ash-Shaum fi al-Islam fi Dhaui al-Kitab wa as-Sunnah,
karya Syaikh Sa’id bin Wahf al-Qahthani.
Sumber : http://www.stibamks.net

Comments

Popular posts from this blog

Tidak Sekedar “Pulang Kampung” (Buletin Asy-Syabab Edisi 11)

Pemenang Quiz Buletin Asy-Syabab pada Edisi 11