1400 Tahun yang Lalu, Fakta Ilmiah Ini Terungkap Di Abad Ke-21 (Buletin Asy-Syabab Ed. 7)

     Oleh: Zulkifli Tri Darmawan
(Fisika 2013, Anggota Dept. Kaderisasi SCMM BEM FMIPA UNM)

     

 Akidah yang murni, merupakan salah satu sebab seseorang mendapatkan surga dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Seseorang yang menjadikan Allah sebagai satu-satunya tumpuan atas segala hidup dan matinya akan merasakan nikmatnya iman. Sebut saja Bilal bin Rabah. Salah seorang budak milik Umayyah bin Khalaf ini rela disiksa demi mejaga tauhid yang sudah melekat di hatinya. Dengan demikian, penderitaan serta maut yang sudah di depan mata beliau tidak menjadikannya surut dan mau kembali ke ajaran nenek moyangnya dulu. Inilah iman yang mampu membuat sebuah penderitaan menjadi sebuah kebahagiaan dikala seseorang tersebut mampu ikhlas menapatinya.

      Berbicara mengenai perjuangan dalam membela iman, terjadi pula pada sekelompok pemuda yang kita kenal sekarang dengan nama pemuda kahfi. Mereka adalah sekelompok pemuda yang rela hidup terasing demi kebenaran yang hakiki. Rela meninggalkan nikmatnya hidup mewah di sebuah istana yang besar demi menjgejar kenikmatan yang hakiki dan akan kekal selama-lamanya yakni ketauhidan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,” Apakah kamu mengira bahwa orang yang mendiami gua, dan (yang mempunyai) ar-raqim itu termasuk tanda-tanda (kebesaran) kami yang besar?” (QS. Alkahfi: 9). Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa kata ar-raqim dalam ayat tersebut sebagai nama anjing atau batu bersurat, yang jelas hanya Allah yang tahu arti kata tersebut. Namun dari sekian banyak pertanyaan yang muncul dari kisah mereka, hal yang paling mengesankan adalah gua tempat mereka berlindung. Mungkinkah gua tersebut masih ada atau sudah hilang? Atau mungkinkah mereka masih hidup setelah tertidur selama 309 tahun tanpa terjadi kekurangan apapun pada tubuh mereka? Jawabannya sekali lagi hanya Allah yang tahu. Namun tidak ada salahnya jika kita mencoba mengetahui dari berbagai sumber sejarah, apalagi kemajuan teknologi sekarang ini memungkinkan segala sesuatu yang sulit ditemukan dimasa lalu bisa ditemukan di zaman sekarang ini. Berikut beberapa bukti ilmiah tentang keberadaan gua yang diyakini sebagai tempat persembunyian pemuda kahfi.

      Di tahun 1963 masehi, seorang arkeolog dibidang cagar budaya Yordania bernama Dr. Wafa Al Dujani melakukan sebuah eksplorasi disalah satu desa yang dinamakan sebagai desa al-rahiib, sebuah desa sekitar 13 km arah tenggara ibu kota Yordania ( Majalah Qiblati edisi 04 tahun III hal. 73). Dalam eksplorasinya, beliau dibantu oleh para staff ahlinya demi kelancaran niat baik tersebut. Dari sana, semua fakta yang telah dikabarkan dalam Alquran dan juga dalam dunia eksak. Berikut adalah hasil risetnya selama beberapa hari lamanya.

1.    Bukti Fisika dan Biologi

      Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,” Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu” (QS. Alkahfi:11). Dari penjelasan ayat tersebut, para pemuda kahfi yang berdiam diri dalam gua tersebut mengalami sebuah kondisi dimana alat pendengaran mereka ditutup oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Artinya, dari sini kita bisa mengambil ibroh atau penjelasan ilmiah bahwa alasan pemuda kahfi tertidur lelap dikarenakan sistem pendengaran mereka tertutup rapat. Orang awam juga tahu bahwa tidak akan mungkin seseorang bisa tertidur dengan mantap jika saja pendengaran mereka masih bisa berinteraksi dengan dunia luar.

      Selain dari data diatas, ada pula fakta yang sungguh luar biasa jika ayat ini kita hubungkan dengan ayat selanjutnya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,” ...Dan Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri...” (QS. Alkahfi:18). Sejak dulu, kisah pemuda kahfi ini banyak menyita perhatian bagi umat manusia walaupun bukan Islam. Namun, sejak beberapa tahun kemudian, pembuktian-pembuktian secara ilmiah membuat prasangka orang diluar Islam berubah menjadi lebih baik. Albert Einstein, seorang ilmuan dalam bidang fisika pernah mengeluarkan sebuah teori yang kita kenal sebagai teori relativitas Einstein. Beliau mengatakan,” Jika sebuah benda bergerak mendekati kecepatan cahaya, maka benda tersebut akan mengalami kontraksi panjang dan dilasi waktu. Kontraksi panjang disini merupakan perubahan panjang awal sebuah benda. Ini berarti Ashabul Kahfi sudah hampir tidak terlihat wujudnya oleh orang yang melihatnya dari luar. Namun bahwa mereka digerakkan ke kakan dan ke kiri , yang berarti mereka bergerak bolak balik, sesuai dengan teori fisika bahwa sebuah benda yang bergerak dengan arah yang berlawanan dengan arah semula, maka benda tersebut akan mengalami berhenti sesaat sebelum berbalik arah. Pada saat berhenti sesaat ini, maka panjangnnya akan kembali seperti semula. Sehingga setiap saat mereka akan berubah dari ukuran semula mengecil menghilang membesar ukuran semula. Begitu seterusnya. Itulah sebabnya, beliau Dr. Wafa Al Dujani menghubungkan teori ini dengan konsep yang tertuang dalam Alquran. 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,”Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka” (QS. Alkahfi:18). Dari ayat ini saja kita bisa mengetahui bahwa akibat adanya gerakan yang begitu cepat mengakibatkan tubuh mereka mengalami kontraksi panjang sehingga orang yang melihat mereka dari luar akan merasa ketakutan akibat berubahnya panjang tubuh pemuda kahfi setiap saat.

      Dari Alquran diperoleh data bahwa waktu menurut mereka (pemuda kahfi) adalah t0 = 1 hari. Sedangkan waktu yang sebenarnya adalah t1 = 309 tahun = 109386 hari (1 tahun qomariah = 354 hari). Dari penurunan rumus dilatasi waktu :      
t1=   maka didapatkan  =
Dan jika nilai t1 dan t0 dimasukkan kedalam rumus : 
 =  maka hasilnya adalah =0,99999. . Jadi v = 0,99999.c. Apabila kita mengalikan 0,99999 dengan c=3x  maka hasilnya adalah 2,9999x . Tentunya nilai ini mendekati kecepatan cahaya sebesar 3x

      Dari penjabaran diatas, jika para Ashabul Kahfi bergerak (digerakkan) mendekati kecepatan cahaya, maka ini membuktikan bahwa peristiwa tersebut sangatlah masuk akal untuk terjadi. Sebagaimana kita semua telah mengetahui bahwa bunyi ditimbulkan dari suatu benda yang bergetar atau bergerak dan getaran benda itu menggetarkan udara. Selanjutnya udara tersebut menggetarkan selaput telinga, gendang telinga yang frekuensi getarannya sama dengan getaran frekuensi getaran benda, maka kita mendengar bunyi. Namun apabila suatu benda bergerak diatas kecepatan bunyi, maka akan terjadi patahan gelombang (supersonic fracture) yang akan menimbulkan ledakan suara yang luar biasa kuatnya, bahkan mengakibatkan pecahnya kaca dan bengunan-bangunan. Misalnya pada pengemudian pesawat supersonic yang mengakibatkan suara yang meledak-ledak dan meruntuhkan bangunan dan kaca-kaca disekitarnya. Demikian pula dengan Ashabul Kahfi. Sebagaimana telah diuraikan diatas, bahwa gerakannnya mendekati kecepatan cahaya sehingga juga berlaku patahan-patahan gelombang, yang akan menimbulkan ledakan suara seperti halnya pesawat supersonic. Oleh karena itu sesuai dengan ayat 11 surat Alkahfi telinga mereka ditutup selama beberapa tahun, ternyata guna melindungi gendang telinga meraka dari ledakan-ledakan suara yang ditimbulkan dari gerakan mereka yang terlalu cepat.

      Selain dari data diatas, kita tahu bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman bahwa mereka tertidur dalam gua selama kurang lebih 300 tahun ditambah 9 tahun. Mengapa? Kita mungkin berfikir mengapa Allah tidak mengatakan dalam Alquran 309 tahun saja. Jawabannya terletak pada persoalan matematisnya. Tahun qomariah berbeda jumlah harinya dengan tahun masehi. 1 tahun qomariah berjumlah 354 hari sedangkan 1 tahun masehi berjumlah 365 atau 366 (tahun kabisat) hari. Selisih antara keduanya adalah 11 hari. Umat Islam menggunakan kalender qomariah yang di dasari pada pergerakan bulan dan bukan matahari seperti pada tahun masehi. Alasannya karena metode ini sangat mendekati dengan kondisi penampakan bulan menurut bentuknya (sabit, purnama, separuh dan sebagainya). Jika kita hendak menghitung berapa selisih hari antara kedua jenis tahun tersebut selam 309 tahun, maka kita hanya mengalikan 309 tahun dengan 11 hari. Hasilnya adalah 3399 hari. Dari selisih tersebut, kita bisa mencari berapa tahun sebenarnya mereka tertidur dalam gua dengan membagi 3399 hari dengan 354 hari (tahun qomariah). Ternyata hasilnya adalah 9 tahun 6 bulan tidak cukup 10 tahun. Benarlah bahwa 300 tahun adalah penanggalan secara masehi dan 300 ditambah 9 tahun adalah penanggalan secara qomariah.

2.    Bukti kimia

      Pakar geologi Nazhim al-Kailani menegaskan di sela-sela penelitian laboratorium bahwa debu gua dan wilayah ar-Raqiim bisa membantu menjaga kebugaran tubuh. Disebutkan bahwa debu ini terdiri dari karbohidrat, kalsium, magnesium, ditambah galian tumbuh-tumbuhan dan binatang yang kaya radium. Bahan-bahan ini terdapat pada uranium dan turium bersinar yang di antara keistimewaannya adalah menghasilkan sinar alfa, beta, dan gamma. Jenis-jenis sinar ini yang memiliki pengaruh besar untuk mensterilkan daging, tumbuh-tumbuhan, serta menjaga dan mengawetkannya (Majalah Qiblati edisi 04 tahun III hal. 73).

      Sungguh, apabila kita mencermati serta merenungi semua kisah dan aturan dalam Alquran, kita akan takjub atas apa yang diwahyukan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam. Ini juga membuktikan kebenaran Alquran. Allah Subhanahu Wa Ta’ala,”  Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa” (QS. Albaqarah:2). Tidak ada buku apapun judul dan penerbitnya di dunia ini yang dalam kata pengantarnya memastikan buku yang ditulisnya 100 % benar. Namun Alquran dalam ayat kedua dan surah kedua ini langsung mengatakan bahwa tidak ada keraguan dari isi kitab yang satu ini. Menurut (PLDK, 2011) hikmah dibalik kisah Ashabul Kahfi ini adalah sebagai berikut:

1)        Orang yang memohon perlindungan kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala, maka Allah akan melindungi dan menyayanginya, dan menjadikannya sebab-sebab untuk menunjukkan orang-orang yang sesat. Allah Subhannahu wa Ta’ala telah melindungi Ashhabul Kahfi dalam tidur mereka yang cukup lama dengan memelihara keimanan dan tubuh mereka dari gangguan serta pembunuhan kaum mereka dan Allah Subhannahu wa Ta’ala menjadikan bangunnya mereka dari tidur mereka sebagai tanda kesempurnaan kekuasaan-Nya.
2)        Perintah menuntut ilmu-ilmu yang bermanfaat dan mendiskusikannya, karena Allah Subhannahu wa Ta’ala telah mengutus mereka untuk tujuan tersebut dan mengilhami mereka untuk berdiskusi di antara mereka seputar keyakinan mereka dan pengetahuan masyarakat mengenai keyakinan atau perilaku mereka sehingga diperoleh bukti-bukti dan pengetahuan bahwa janji Allah pasti benar dan sesungguhnya kiamat itu pasti terjadi tanpa ada keraguan di dalamnya.
3)        Berkenaan dengan etika seseorang yang merasa samar mengenai sesuatu ilmu, maka hendaklah ia mengembalikannya kepada gurunya dan berusaha untuk memahami dengan seksama pelajaran yang telah diketahuinya
4)        Bahwa sah mewakilkan dan mengadakan kerja sama dalam jual beli. Hal tersebut merujuk perkataan mereka,artinya, “Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini...”, (Alkahfi: 19)

      Kisah ini hanya sebagian dari banyak kisah yang tertuang dalam Alquran. Masih banyak kisah yang menarik untuk kita pelajari. Dari uraian diatas bukan berarti semua itu benar adanya. Dr. Wafa Al Dujani dan kami pribadi adalah manusia biasa dan yang namanya manusia juga punya kelalaian didalam kesehariaannya. Mungkin benar bahwa gua itu dahulu adalah tempat berlindung para pemuda kahfi. Namun mungkin juga tidak benar karena pada hakikatnya semua kebenaran hanyalah milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Wallahu ta’ala a’lam bis shawab.

Maraji':
1. Al-Qur'anul Karim
2. Majalah Qiblati edisi 04 tahun III hal. 73-75

Comments

Popular posts from this blog

Tidak Sekedar “Pulang Kampung” (Buletin Asy-Syabab Edisi 11)

Pemenang Quiz Buletin Asy-Syabab pada Edisi 11