1400 Tahun yang Lalu, Fakta Ilmiah Ini Terungkap Di Abad Ke-21 (Buletin Asy-Syabab Ed. 7)
Oleh: Zulkifli Tri Darmawan
(Fisika 2013, Anggota Dept. Kaderisasi SCMM BEM FMIPA UNM)
Berbicara mengenai perjuangan dalam
membela iman, terjadi pula pada sekelompok pemuda yang kita kenal sekarang
dengan nama pemuda kahfi. Mereka adalah sekelompok pemuda yang rela hidup terasing
demi kebenaran yang hakiki. Rela meninggalkan nikmatnya hidup mewah di sebuah
istana yang besar demi menjgejar kenikmatan yang hakiki dan akan kekal
selama-lamanya yakni ketauhidan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Allah Subhanahu
Wa Ta’ala berfirman,” Apakah kamu mengira bahwa orang yang mendiami gua,
dan (yang mempunyai) ar-raqim itu termasuk tanda-tanda (kebesaran) kami yang
besar?” (QS. Alkahfi: 9). Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa kata ar-raqim
dalam ayat tersebut sebagai nama anjing atau batu bersurat, yang jelas
hanya Allah yang tahu arti kata tersebut. Namun dari sekian banyak pertanyaan
yang muncul dari kisah mereka, hal yang paling mengesankan adalah gua tempat
mereka berlindung. Mungkinkah gua tersebut masih ada atau sudah hilang?
Atau mungkinkah mereka masih hidup setelah tertidur selama 309 tahun tanpa
terjadi kekurangan apapun pada tubuh mereka? Jawabannya sekali lagi hanya Allah yang tahu. Namun
tidak ada salahnya jika kita mencoba mengetahui dari berbagai sumber sejarah,
apalagi kemajuan teknologi sekarang ini memungkinkan segala sesuatu yang sulit
ditemukan dimasa lalu bisa ditemukan di zaman sekarang ini. Berikut beberapa
bukti ilmiah tentang keberadaan gua yang diyakini sebagai tempat persembunyian
pemuda kahfi.
Di tahun 1963 masehi, seorang arkeolog
dibidang cagar budaya Yordania bernama Dr. Wafa Al Dujani melakukan sebuah
eksplorasi disalah satu desa yang dinamakan sebagai desa al-rahiib, sebuah desa
sekitar 13 km arah tenggara ibu kota Yordania ( Majalah Qiblati edisi 04 tahun
III hal. 73). Dalam eksplorasinya, beliau dibantu oleh para staff ahlinya demi
kelancaran niat baik tersebut. Dari sana, semua fakta yang telah dikabarkan
dalam Alquran dan juga dalam dunia eksak. Berikut adalah hasil risetnya selama
beberapa hari lamanya.
1.
Bukti Fisika dan Biologi
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,”
Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu” (QS.
Alkahfi:11). Dari penjelasan ayat tersebut, para pemuda kahfi yang berdiam diri
dalam gua tersebut mengalami sebuah kondisi dimana alat pendengaran mereka ditutup
oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Artinya, dari sini kita bisa mengambil ibroh
atau penjelasan ilmiah bahwa
alasan pemuda kahfi tertidur lelap dikarenakan sistem pendengaran mereka
tertutup rapat. Orang awam juga tahu bahwa tidak akan mungkin seseorang bisa
tertidur dengan mantap jika saja pendengaran mereka masih bisa berinteraksi
dengan dunia luar.
Selain dari data diatas, ada pula fakta
yang sungguh luar biasa jika ayat ini kita hubungkan dengan ayat selanjutnya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,” ...Dan Kami balik-balikkan
mereka ke kanan dan ke kiri...” (QS. Alkahfi:18). Sejak dulu, kisah pemuda
kahfi ini banyak menyita perhatian bagi umat manusia walaupun bukan Islam.
Namun, sejak beberapa tahun kemudian, pembuktian-pembuktian secara ilmiah
membuat prasangka orang diluar Islam berubah menjadi lebih baik. Albert
Einstein, seorang ilmuan dalam bidang fisika pernah mengeluarkan sebuah teori
yang kita kenal sebagai teori relativitas Einstein. Beliau mengatakan,” Jika
sebuah benda bergerak mendekati kecepatan cahaya, maka benda tersebut akan
mengalami kontraksi panjang dan dilasi waktu. Kontraksi panjang disini
merupakan perubahan panjang awal sebuah benda. Ini berarti Ashabul Kahfi sudah
hampir tidak terlihat wujudnya oleh orang yang melihatnya dari luar. Namun
bahwa mereka digerakkan ke kakan dan ke kiri , yang berarti mereka bergerak
bolak balik, sesuai dengan teori fisika bahwa sebuah benda yang bergerak dengan
arah yang berlawanan dengan arah semula, maka benda tersebut akan mengalami
berhenti sesaat sebelum berbalik arah. Pada saat berhenti sesaat ini, maka
panjangnnya akan kembali seperti semula. Sehingga setiap saat mereka akan
berubah dari ukuran semula mengecil menghilang membesar ukuran semula. Begitu
seterusnya. Itulah sebabnya, beliau Dr. Wafa Al Dujani menghubungkan teori ini
dengan konsep yang tertuang dalam Alquran.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,”Dan
kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; Dan kami balik-balikkan
mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya
di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu
akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan
dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka” (QS. Alkahfi:18). Dari ayat ini saja kita bisa
mengetahui bahwa akibat adanya gerakan yang begitu cepat mengakibatkan tubuh
mereka mengalami kontraksi panjang sehingga orang yang melihat mereka dari luar
akan merasa ketakutan akibat berubahnya panjang tubuh pemuda kahfi setiap saat.
Dari Alquran diperoleh data bahwa waktu
menurut mereka (pemuda kahfi) adalah t0 = 1 hari. Sedangkan waktu yang
sebenarnya adalah t1 = 309
tahun = 109386 hari (1 tahun qomariah = 354
hari). Dari penurunan rumus dilatasi waktu :
t1=
maka didapatkan
=
Dan jika nilai t1 dan t0
dimasukkan kedalam rumus :
Dari penjabaran diatas, jika para Ashabul
Kahfi bergerak (digerakkan) mendekati kecepatan cahaya, maka ini membuktikan
bahwa peristiwa tersebut sangatlah masuk akal untuk terjadi. Sebagaimana kita
semua telah mengetahui bahwa bunyi ditimbulkan dari suatu benda yang bergetar
atau bergerak dan getaran benda itu menggetarkan udara. Selanjutnya udara
tersebut menggetarkan selaput telinga, gendang telinga yang frekuensi
getarannya sama dengan getaran frekuensi getaran benda, maka kita mendengar
bunyi. Namun apabila suatu benda bergerak diatas kecepatan bunyi, maka akan
terjadi patahan gelombang (supersonic fracture) yang akan menimbulkan
ledakan suara yang luar biasa kuatnya, bahkan mengakibatkan pecahnya kaca dan
bengunan-bangunan. Misalnya pada pengemudian pesawat supersonic yang
mengakibatkan suara yang meledak-ledak dan meruntuhkan bangunan dan kaca-kaca
disekitarnya. Demikian pula dengan Ashabul Kahfi. Sebagaimana telah diuraikan
diatas, bahwa gerakannnya mendekati kecepatan cahaya sehingga juga berlaku
patahan-patahan gelombang, yang akan menimbulkan ledakan suara seperti halnya
pesawat supersonic. Oleh karena itu sesuai dengan ayat 11 surat Alkahfi telinga
mereka ditutup selama beberapa tahun, ternyata guna melindungi gendang telinga
meraka dari ledakan-ledakan suara yang ditimbulkan dari gerakan mereka yang
terlalu cepat.
Selain dari data diatas, kita tahu bahwa
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman bahwa mereka tertidur dalam gua
selama kurang lebih 300 tahun ditambah 9 tahun. Mengapa? Kita mungkin berfikir
mengapa Allah tidak mengatakan dalam Alquran 309 tahun saja. Jawabannya
terletak pada persoalan matematisnya. Tahun qomariah berbeda jumlah harinya
dengan tahun masehi. 1 tahun qomariah berjumlah 354 hari sedangkan 1 tahun
masehi berjumlah 365 atau 366 (tahun kabisat) hari. Selisih antara keduanya
adalah 11 hari. Umat Islam menggunakan kalender qomariah yang di dasari pada
pergerakan bulan dan bukan matahari seperti pada tahun masehi. Alasannya karena
metode ini sangat mendekati dengan kondisi penampakan bulan menurut bentuknya
(sabit, purnama, separuh dan sebagainya). Jika kita hendak menghitung berapa
selisih hari antara kedua jenis tahun tersebut selam 309 tahun, maka kita hanya
mengalikan 309 tahun dengan 11 hari. Hasilnya adalah 3399 hari. Dari selisih
tersebut, kita bisa mencari berapa tahun sebenarnya mereka tertidur dalam gua
dengan membagi 3399 hari dengan 354 hari (tahun qomariah). Ternyata hasilnya
adalah 9 tahun 6 bulan tidak cukup 10 tahun. Benarlah bahwa 300 tahun adalah penanggalan
secara masehi dan 300 ditambah 9 tahun adalah penanggalan secara qomariah.
2.
Bukti kimia
Pakar geologi Nazhim al-Kailani
menegaskan di sela-sela penelitian laboratorium bahwa debu gua dan wilayah
ar-Raqiim bisa membantu menjaga kebugaran tubuh. Disebutkan bahwa debu ini
terdiri dari karbohidrat, kalsium, magnesium, ditambah galian tumbuh-tumbuhan
dan binatang yang kaya radium. Bahan-bahan ini terdapat pada uranium dan turium
bersinar yang di antara keistimewaannya adalah menghasilkan sinar alfa, beta,
dan gamma. Jenis-jenis sinar ini yang memiliki pengaruh besar untuk
mensterilkan daging, tumbuh-tumbuhan, serta menjaga dan mengawetkannya (Majalah
Qiblati edisi 04 tahun III hal. 73).
Sungguh, apabila kita mencermati serta
merenungi semua kisah dan aturan dalam Alquran, kita akan takjub atas apa yang
diwahyukan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam. Ini juga
membuktikan kebenaran Alquran. Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan
padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa” (QS. Albaqarah:2). Tidak ada buku
apapun judul dan penerbitnya di dunia ini yang dalam kata pengantarnya
memastikan buku yang ditulisnya 100 % benar. Namun Alquran dalam ayat kedua dan
surah kedua ini langsung mengatakan bahwa tidak ada keraguan dari isi kitab
yang satu ini. Menurut (PLDK, 2011) hikmah dibalik kisah Ashabul Kahfi ini
adalah sebagai berikut:
1)
Orang yang memohon
perlindungan kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala, maka Allah akan
melindungi dan menyayanginya, dan menjadikannya sebab-sebab untuk menunjukkan
orang-orang yang sesat. Allah Subhannahu wa Ta’ala telah melindungi
Ashhabul Kahfi dalam tidur mereka yang cukup lama dengan memelihara keimanan
dan tubuh mereka dari gangguan serta pembunuhan kaum mereka dan Allah Subhannahu
wa Ta’ala menjadikan bangunnya mereka dari tidur mereka sebagai tanda
kesempurnaan kekuasaan-Nya.
2)
Perintah menuntut
ilmu-ilmu yang bermanfaat dan mendiskusikannya, karena Allah Subhannahu wa
Ta’ala telah mengutus mereka untuk tujuan tersebut dan mengilhami mereka
untuk berdiskusi di antara mereka seputar keyakinan mereka dan pengetahuan
masyarakat mengenai keyakinan atau perilaku mereka sehingga diperoleh
bukti-bukti dan pengetahuan bahwa janji Allah pasti benar dan sesungguhnya
kiamat itu pasti terjadi tanpa ada keraguan di dalamnya.
3)
Berkenaan dengan etika
seseorang yang merasa samar mengenai sesuatu ilmu, maka hendaklah ia
mengembalikannya kepada gurunya dan berusaha untuk memahami dengan seksama
pelajaran yang telah diketahuinya
4)
Bahwa sah mewakilkan dan
mengadakan kerja sama dalam jual beli. Hal tersebut merujuk perkataan
mereka,artinya, “Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota
dengan membawa uang perakmu ini...”, (Alkahfi: 19)
Maraji':
1. Al-Qur'anul Karim
2. Majalah Qiblati edisi 04 tahun III hal. 73-75
Comments