Taklim Rutin - Fiqih Asmaul Husna Ed. 25 Rajab 1436 H
Kamis,
25 Rajab 1436 H/ 13 Mei
2015
Masjid
Ulil Albab UNM, 16.00 - 17.00 WITA
Oleh:
Ust. Harsya Bakhtiar, Lc
Kedudukan
Fiqih Asmaul Husna
Derajat
orang-orang yang mengetahui fiqhi asmaul husna:
Fikhi
asmaul husna adalah Fikhi akbar yang membahas tentang tauhid yakni tauhid
asmaul husna. Dan inilah yang paling penting dan mestinya menjadi tujuan besar
bagi seseorang untuk mendapatkannya. Dan mestinya orang berlomba-lomba untuk
mengetahui dan memahaminya. Mengetahui nama-nama Alllah merupakan pintu masuk
untuk mendapatkan kecintaan dan keridhaan allah. Dan sebagaimana setiap
bangunan memiliki tiang dan pondasi, tiang dan pondasi itulah mengenal asma dan
sifat-sifat allah. Semakin kuat pondasinya maka semakin kuat bangunan untuk
menahan atau menopan bangunan.
Berkata
ibnu qayyim rahimahullahu taala (murid inbu taimiyah) : siapa yang menghendaki
tinggi bangunannya maka hendaklah ia memperbaiki pondasinya (dasarnya) dan
benar-benar memperhatikannya karena ketinggian bangunan bangunan bergantung
pada kokoh dan kuatnya fondasi. Amalan dan derajat kita adalah
bangunannya adapun keimanan merupakan pondasinya.
Maka
Orang arif dalam membangun sebuah bangunan akan berusaha untuk
memperbaiki asasnya namun orang jahil akan membangun bangunan tanpa pondasi
yang kuat maka bangunan tersebut tidak akan kokoh. Siapa yang membangun
ketakwaannya kepada Allah dengan keridhaan Allah itu jauh jauh lebih baik.
Kata
syaikhul islam ibnu Taimiyah ada dua asas dalam :
1.
pemahaman yang benar terhadap nama dan sifat Allah
2.
tunduk dan patuh kepada Allah dan rasul-Nya.
Inilah
sekuat-kuatnya pondasi bagi seorang hamba bagi bangunannya.
Dalam
buku fikhi asmaul husna, syaikh Dr. Abdurrazaq Bin Abdul Muhsin Al Abbad
Albadr:
Pertama,
tauhid ma’rifat dan itsbat, tauhid ini mencakup iman kepada rububiyah, nama,
dan sifat Allah
Dalilnya:
اللَّهُ الَّذِي
خَلَقَ سَبْعَ
سَمَاوَاتٍ وَمِنَ
الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ
يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ
بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا
أَنَّ اللَّهَ
عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيرٌ
وَأَنَّ اللَّهَ
قَدْ أَحَاطَ
بِكُلِّ شَيْءٍ
عِلْماً
Allah-lah
yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku
padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,
dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu (QS.
Ath-thalaaq: 12)
Kedua,
Tauhidul ibadah yakni tauhid iradah dan thalab
Adz-dzariyat
:
وَمَا خَلَقْتُ
الْجِنَّ وَالْإِنسَ
إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku” (QS.Adz-Dzariyaat: 56)
Yang
pertama Allah menciptakan langit agar kalian mengenal Allah dan yang kedua
Allah menciptakan agar kalian beribadah kepada-Nya. Oleh karena itu tauhid
adalah ilmu dan amal. Banyak sekali ayat-ayat Alquran yang menyebutkan tentang
perintah untuk mempelajari ilmu yang mulia ini (asmaul husna) dan untuk
memperhatikan pokok yang agung ini.
Syaikhul
islam ibnu taimiyah rahimahullah berkata,” didalam Alquran, penyebutan tentang
nama, sifat dan perbuatan Allah ta’ala lebih banyak daripada penyebutan tentang
makanan, minuman serta pernikahan di surge. Ayat-ayat yang berkaitan dengan
nama dan sifat Allah ta’ala lebih muia daripada ayat yang berkaitan dengan hari
akhir.
Didalam
alquran terdapat satu ayat yang paling mulia yaitu surah Al-Baqarah: 255
اللّهُ لاَ
إِلَـهَ إِلاَّ
هُوَ الْحَيُّ
الْقَيُّومُ لاَ
تَأْخُذُهُ سِنَةٌ
وَلاَ نَوْمٌ
لَّهُ مَا
فِي السَّمَاوَاتِ
وَمَا فِي
الأَرْضِ مَن
ذَا الَّذِي
يَشْفَعُ عِنْدَهُ
إِلاَّ بِإِذْنِهِ
يَعْلَمُ مَا
بَيْنَ أَيْدِيهِمْ
وَمَا خَلْفَهُمْ
وَلاَ يُحِيطُونَ
بِشَيْءٍ مِّنْ
عِلْمِهِ إِلاَّ
بِمَا شَاء
وَسِعَ كُرْسِيُّهُ
السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ
وَلاَ يَؤُودُهُ
حِفْظُهُمَا وَهُوَ
الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Allah, tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus
mengurus (makhluk-Nya). tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang
di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa
izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa
berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.Ayat ini berisi tentang asmaul husna bahwa Allah maha esa, maha kekal(hidup terus menerus), maha mengetahui, maha menciptakan, maha berkuasa, maha tinggi dan maha besar. Bahkan beberapa asmaul husna yang dapat kita pahami dari ayat ini.
Dan
dalam Alquran juga terdapat satu surah, yang semulia-mulianya surah yaitu:
Al-Fatihah
Sebagaimana
yang kita telah ketahui lafadznya. Kemulian ayat ini dijelaskan dalam hadits
yang diriwayatkan oleh abu sa’id bin al-mu’alla dalam shahi al-bukhari, nabi
shallalahu alaihi wasallam bersabda kepada beliau:
“sesungguhnya
tidak diturungkan dalam taurat atau injil atau zabur dan di Alquran yang
senisal dengannya, dia adalah as-sab’u Al-Matsaani(tujuh ayat yang dibaca
berulang-ulang) dan dalam Alquran yang mulia yang diturunkan kepadaku”
Dalam
Surah yang lain QS. Al-Ikhlas, yang merupakan surah yang sebanding dengan 1/3
Alquran. Ayat ini berisi tentang ketauhidan bagaimana mengesakan Allah sebagai
dzat yang satu-satunya berhak disembah. Ayat ini berisi tentang asmaul husna,
al-ahad (yang maha esa), ash-shamad(yang maha bergantung kepadanya segala
sesuatu).
Galeri
Comments