Kisah di Balik 00.00 (Buletin Asy-Syabab Edisi 9)


Kisah Di Balik 00.00
Oleh: Zulkifli Tri Darmawan
(Mahasiswa Fisika '13, Anggota Dept. Kaderisasi SCMM) 

     
“31 Desember 2014, 19:35 WIB dalam sebuah tayangan di salah satu stasiun televisi swasta bertajuk informasi seputar pernak-pernik kemeriahan pesta tahun baru 2014 di Dubai, Uni Emirat Arab. Sekilas, berita itu menyuguhkan sebuah lokasi di salah satu negara teluk arabian yang bernama Dubai yang mana pada salah satu sisi kotanya terlihat sebuah gedung pencakar tinggi yang dinamakan Burj Khalifa dengan ketinggian ± 829,8 meter. Gedung ini dibangun pada tanggal 6 Januari 2004 dan selesai pada tanggal 1 Oktober 2009 yang menghabiskan dana sebesar US$ 1,5 milliar dan dibuka secara resmi pada tanggal 4 Januari 2010. Gedung yang menjadi landmark Dubai ini disebut akan menjadi salah satu pengisi kemeriahan malam tahun baru di sana. Pesta kembang api akan memancar dari gedung pencakar langit tersebut. Bagaimana pesta kembang api Burj Khalifa dalam menyambut tahun 2014? Seperti dilangsir Gulfnews.com pada Rabu (31/12/2014). Teknologi untuk pertunjukan tersebut adalah teknologi terkini, yakni pyrotechnics dan LED Illumination Technology serta Kilatan-kilatan cahaya emas dan perak akan tampil di awal pesta kembang api Burj Khalifa yang kemudian akan disusul dengan pertunjukan kembang api dari berbagai penjuru gedung”.

      Sekilas tampak begitu kemewahan yang ditampilkan pada acara tersebut. Acara yang sesungguhnya merupakan acara sepaket dengan hari raya kaum nasara ini, kini sudah merambah ketengah sebagian besar kaum muslimin saat ini. Apatah lagi negara Uni Emirat Arab yang notabenenya merupakan basis kaum muslimin tak gubahnya menjadi sasaran empuk kaum salibis yang ingin merusak citra Islam. Menggunakan berbagai macam cara baik halal maupun haram tetap dilakukannya berharap suatu saat nanti kaum muslimin di dunia ini hancur bersamaan dengan hancurnya akidah mereka, akidah Ahlussunnah Wal Jamaah. Mereka tidaklah mungkin meluluhlantahkan umat ini dengan ribuan roket penghancur karena dalam sejarah mereka tidak pernah menang dengan kita dalam hal kemiliteran namun mereka akan menang apabila tradisi dan kebudayaan kita diaduk menjadi satu kesatuan bersamaan dengan tradisi dan kebudayaan mereka. Berikut beberapa data seputar perayaan tahun baru masehi.

Sejarah Munculnya Kalender Masehi

      Tahun baru masehi adalah perhitungan tahun yang menggunakan kalender Julian dan Gregorian. Dalam bahasa Inggris dan dipergunakan secara internasional, istilah masehi (yang dalam bahasa Indonesia biasanya disingkat “M”) disebut “Anno Domini”, disingkat AD, yang berarti “Tahun Tuhan kita”. Adapun istilah “sebelum Masehi” yang biasanya disingkat SM disebut sebagai “Before Christ” atau B.C. dalam bahasa Inggris yang berarti sebelum kelahiran kristus. Kalender Julian dibuat pada masa Kaisar Romawi Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes seorang ahli astronomi dari Iskandariyah (Alexandria, Mesir). Kalender Masehi mulai dihitung dari tahun 1 M yang dianggap sebagai tahun dimana Isa Al-Masih dilahirkan. Sedangkan masa sebelum kelahirannya disebut dengan sebelum masehi. Dari informasi ini kita bisa melihat bahwa awal munculnya penanggalan kelender masehi tersebut ialah didasarkan pada pola pikir orang-orang yang notabenenya memusuhi islam. Jadi secara tidak langsung, merayakan tahun baru itu adalah terlarang yang didasarkan pada sejarah pembentukan kalender masehi tersebut.
      Januari, dalam mitologi Romawi Kuno, dikenal seorang dewa berwajah dua. Satu menghadap ke depan dan satunya ke belakang. Untuk menentukan mana yang depan atau belakang, ditandai dengan wajah yang menghadap depan selalu tersenyum dan optimis, sedangkan yang menghadap ke belakang selalu terlihat muram dan sedih. Februari diambil dari bahasa Belanda, februari yang mengambil dari bahasa Latin, februus, dewa penyucian. Oleh bangsa Romawi bulan ini dipandang sebagai waktu untuk merayakan upacara penyucian. Maret berasal dari nama Dewa Mars, dewa perang. April berasal dari nama Dewi Aprilis, atau dalam bahasa latin disebut juga Aperire yang berarti ”membuka”. Juga diyakini sebagai nama lain dari Dewi Aphrodite atau Apru, dewi cinta orang Romawi. Mei adalah bulan kelima dalam Kalender Gregorian. Namanya berasal dari bahasa Latin yang kemungkinan besar merujuk kepada Dewi Maia yaitu dewi kesuburan bangsa. Juni diambil dari bahasa Belanda yang mengambil dari bahasa latin dewi Juno, sakti atau istri daripada dewa Jupiter. Juli diambil dari nama Kaisar Romawi, Julius Caesar, yang lahir pada bulan ini. Agustus diambil dari bahasa Portugis "Agosto" yang dipengaruhi oleh bahasa Belanda "Augustus". Kedua nama tersebut merujuk kepada Kaisar Romawi, Octavianus Augustus. September diambil dari bahasa Belanda yang mengambil dari bahasa Latin septem yang berarti "tujuh" karena dahulu kala tahun bermula pada bulan Maret, kemudiannya ditukar pada 153 SM. Oktober merupakan bulan kedelapan dalam kalender Romawi sampai dengan tahun 153 SM. November diambil dari bahasa Belanda yang mengambil dari bahasa latin novem yang berarti "sembilan". November merupakan bulan kesembilan dalam kalender Romawi sampai dengan tahun 153 SM. Desember diambil dari bahasa Belanda, December yang mengambil dari bahasa Latindecemyang berarti "sepuluh" karena dahulu kala tahun bermula pada bulan Maret. Desember merupakan bulan kesepuluh dalam kalender Romawi sampai dengan tahun 153 SM. Bulan ini memiliki 31 hari. Dibulan inilah diyakini lahirnya Dewa Matahari (25 Dec) yang kemudian diadopsi oleh Kristen menjadi perayaan gereja, yakni Natal Yesus Kristus. Jadi, alangkah anehnya jika sebagian kaum muslimin masih tetap lancar menghafalkan nama-nama bulan dalam kalender masehi namun tidak tahu nama-nama bulan dalam penanggalan hijriah. Jelaslah bahwa penaggalan kalender masehi merupakan buah pemikiran orang-orang kuffar yang senantiasa ingin merubah pola pikir anak-anak muda Islam dalam menjalankan tauhidnya.

Kabar dari Alquran

      Alquran merupakan satu-satunya pedoman kita umat manusia. Kitab shahih yang didalamnya terdapat semua hukum-hukum yang mampu menjelaskan peristiwa dahulu, kini dan akan datang. Kitab yang paling autentik kebenarannya menjadikan kitab ini menjadi salah satu rujukan para ilmuan-ilmuan barat dan berbagai kelompok keilmuan yang tersebar dimuka bumi ini dari berbagai negara dan agama. Pada perayaan tahun baru ini, tersimpang sebuah tradisi yang nampaknya sangat sulit untuk kita hindari yakni bermegah-megah dalam kemewahan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,” Bermegah-megahan telah melalaikan kamu (Q.S. At Takatsur:1). Inilah dalil yang menginformasikan kepada kita semua perihal acara yang membuat kita lalai akibat dari sikap berfoya-foya itu. Sifat yang identik dengan kata boros tersebut, membuat syaiton semakin kuat dengan petualangannya menjerumuskan anak-anak Adam ke dalam neraka. Artinya, tahun baru patut kita hindari akibat kebiasaan boros dan bermegah-megahan tersebut.

Menyerupai Orang-Orang Kuffar

      Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda,”Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. ”Lalu ada yang menanyakan pada rasulullah saw,“Apakah mereka itu mengikuti seperti persia dan romawi?“Beliau menjawab,“Selain mereka, lantas siapa lagi?”(HR. Bukhari). “Barangsiapa yang meniru satu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.”(HR. Abu Dawud). Dari penjelasan hadits ini, jelaslah bahwa perayaan tahun baru terlarang karena acara ini merupakan acara kaum kuffar yang telah jelas kejahiliaannya. Melakukan kebiasaan mereka berarti ridho dengan akidah mereka. Ridho dengan akidah mereka berarti kita ragu dengan kebenaran tauhid yang dibawa nabi kita Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam. Selain itu, dalam perayaan tahun baru, terkadang kita selalu meniup-niup terompet tepat pada pukul 00.00 sebagai petanda hari sudah berpindah ke tahun berikutnya. Tahukah anda bahwa kebiasaan meniup terompet adalah kebiasaan orang-orang Yahudi? Mereka inilah sekelompok manusia yang senang jika Islam hancur. Bukankah Allah telah mengingatkan kita dalam Alquran yang mulia,” Tidak akan pernah ridho orang Yahudi dan Nasara sampai kita mengikuti millah (agama) mereka” (Q.S. Albaqarah:120). Oleh karenanya merayakan tahun baru adalah pekerjaan sia-sia dan tiada guna. Ibnul Qoyyim juga berkata, “Ketahuilah bahwa menyia-nyiakan waktu lebih jelek dari kematian. Menyia-nyiakan waktu akan memutuskanmu (membuatmu lalai) dari Allah dan negeri akhirat. Sedangkan kematian hanyalah memutuskanmu dari dunia dan penghuninya”.
      Dari beberapa sumber diatas, telah jelas bahwa merayakan tahun baru sama dengan mendukung perayaan hari-hari besar agama orang-orang non muslim. Tasyabbuh (menyerupai) merupakan perbuatan yang tercela. Allah Subhanahu Wa Ta’ala cinta kepada kita. Dialah dzat yang tiada tara dalam penciptaannya, memuliakan makhluknya serta memberinya rezki dari arah yang tiada di sangka-sangkanya. Uang yang kita hanguskan dalam semalam serta tubuh yang kita bebani dengan begadang adalah perbuatan menyiksa diri. Bukankah sebaiknya kita gunakan malam itu untuk belajar? Bukankah sebaiknya kita beristirahat mempersiapkan doa-doa kita dipenghujung malam (Tahjjud)? Inilah peristiwa yang sudah dikabarkan nabi kita Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam 1400 tahun yang lalu. Beliau mengatakan bahwa suatu saat nanti umat Islam itu seperti buih dilautan. Banyak, sungguh banyak. Namun mereka terombang-ambing oleh gelombang pemikiran orang-orang kafir di sekelilingnya tanpa tahu dimana dia harus berada. (Semakin banyak ilmu pengetahuan akan membuatmu dekat kepada tuhan, sedikit ilmu pengetahuan akan membuatmu ateis/jauh dari tuhan (Francis Bacon, filsuf asal Perancis). Wallahu ta’ala a’lam bish shawaab.


Maraji':
1.    Terjemahan Alqur’anul karim dan hadits
2.    Liputan6.com edisi 31 Des 2014: 10 Fakta Pesta Kembang Api di Gedung Tertinggi, Burj Khalifa.
3.    Dwitasari, Septi dan Rosdiawan R. 2015. Trend Perayaan Tahun Baru Di Kota Pontianak: Perspektif Kegelisahan  Seorang Remaja Muslimah. Pontianak: jurnaliainpontianak.
4.    Kaleidoskop 2012 On The Spot : 12 Asal Usul Nama Bulan Masehi dan Hijriyah.










Comments

Popular posts from this blog

Tidak Sekedar “Pulang Kampung” (Buletin Asy-Syabab Edisi 11)

Pemenang Quiz Buletin Asy-Syabab pada Edisi 11